BLOGGER TEMPLATES - TWITTER BACKGROUNDS

Halaman

Kamis, 18 Maret 2010

Bob sadino pemilik Kemchick


Edisi 90/30 Gemari Tahun IX/Juli 2008
WIRAUSAHA
Dalam seminar bertajuk “The Power
of Bisnis” yang digelar Jakarta
Enterprener Club (Jakec) di Gedung
Lafonte Sarinah, Jakarta, Bob Sadino
didaulat menjadi narasumber. Sebagai
seorang pengusaha yang sukses, Bob Sadino
memberikan banyak pengalaman kepada
para pengusaha muda melalui forum yang
dipandu oleh Nadia Ardiyawinata. Om Bob,
demikian sapaan mesra Bob Sadino, tentu
saja menjawab beberapa pertanyaan
sejumlah peserta dengan jawaban nyeleneh
namun cukup mengena bagi siapa saja yang
mendengar.
“Apa kiat Om Bob sebagai seorang
pengusaha yang sukses, karena saya baru
menjadi pengusaha dan bagaimana
menyiasati karena saya banyak hutang, apa
kiatnya?” tanya seorang pengusaha dari
Bandung.
Menjawab pertanyaan itu, Om Bob
langsung mencoba berbagi pengalaman
dengan para peserta seminar. “Jangan tanya
kiat. Saya nggak punya kiat, coba anda
jelaskan apa itu kiat? anda sendiri tidak bisa
menjelaskan apa itu kiat kan ? Ada sesuatu
gejala para pengusaha muda cenderung
ingin mengambil jalan pintas menjadi
pengusaha, kita terjebak ! Pada saat sekolah,
otak kita terstruktur bahwa berusaha itu
harus untung. Kalau anda berusaha
kemudian rugi anda menyesal, apakah
dagang itu cari untung? Coba jawab? Kalau
cari rugi apakah salah?” tanya Bob kembali
agak keras.
Oleh karena itu, kata Om Bob, harus
diubah cara berpikir tentang untung dan
rugi dalam berusaha. “Tolong disadari, rugi
atau untung itu bagian dari usaha. Karena
itu harus jalan terus,” kata Om Bob yang
disambut riuh oleh para peserta forum.
Forum yang dimulai pukul 9.00 WIB
semakin meriah dengan jawaban Bob Sadino
kepada para penanya yang sedikit serius
namun sangat mengena untuk para
pengusaha muda peserta forum bisnis ke II.
Menjelang siang, acara tetap berlangsung
semakin meriah karena pengalaman maestro
entrepreneur ini sangat berguna bagi mereka
dalam berusaha.
“Bagaimana cara menyiasati semangat
saya yang naik turun dan bagaimana sukses
yang lebih dari orang lain,” tanya seorang
pengusaha dari Jakarta kepada nara sumber.
D
Maestro Entrepreneur Bob Sadino: ‘Saya Tidak Punya Mimpi’
Siapa tak mengenal sosok yang satu ini? Dengan gaya yang sangat santai dan cenderung
nyeleneh, akan tetapi banyak orang mengejarnya laksana selebritis hanya untuk mengetahui atau
memperoleh jurus-jurus jitu seorang pengusaha besar dan sukses. Dialah, Bob Sadino, sang Maestro
Entrepreneur.
Bob Sadino berbagi
pengalaman dengan para
peserta seminar.
Download Buku Gratis Www.DuniaPustaka.com
Gemari Edisi 90/Tahun IX/Juli 2008 31
Lontaran pertanyaan itu langsung diputar
balik oleh Om Bob. “Coba anda jelaskan
tentang sukses? Toh anda sendiri nggak tahu
kan? Pertanyaannya adalah sebuah modal.
Anda rasakan sendiri ternyata bertanya itu
sulit kan?”
Modal pena dan kertas saja
Pengusaha sukses yang tidak pernah
lepas dari pakaian kesehariannya, yaitu
kemeja santai dan celana pendek ini
kemudian memberikan tips-tips bermanfaat
untuk generasi muda yang ingin terjun
menjadi seorang enterprener. Pertama,
sukses bukan beban, tapi lakukan sesuatu
yang membuat diri kita menjadi rilexs
(nyaman). Kedua, kita bisa berbuat banyak
apabila usaha tersebut kita senangi. “Rezeki
sudah diatur oleh Tuhan, jangan jadikan
sukses sebagai tujuan. Saya nggak punya
kiat, tapi jalan saja terus,” cetusnya.
Sang Maestro kemudian menceritakan
bagaimana bisa menjadi seorang pengusaha
besar sampai sekarang ini. Bob Sadino yang
dahulu bekerja di Djakarta Lyod dengan gaji
cukup dan fasilitas memadai ini lalu
memutuskan keluar dari perusahaan
tersebut. “Saya tidak mau bekerja, saya bilang
pada istri saya. Istri saya tidak ada
komentar,” ucap Bob mengenang masa
lalunya yang pernah menjadi sopir taxi gelap
pada tahun 70 dan menjadi kuli bangunan.
Om Bob bercerita bagaimana telur yang
ada di Indonesia berbeda dengan telur yang
ada di Eropa. Karena perbedaan itulah, ia
ambil pena dan kertas kemudian meminta
kepada temannya yang di Eropa untuk
mengirim ayam yang bisa bertelur dan
meminta majalah, atau brosur tentang
beternak ayam petelur yang pada waktu itu
di Indonesia belum ada.
Ayam yang di kirim dari Eropa tersebut
dipelihara dan kemudian bertelur sampai
sekitar 5 kg banyaknya. Karena cukup untuk
makan, sebagian telur kemudian dijual ke
tetangganya. Ternyata, tidak ada
tetangganya yang mau memakan telur itu,
karena telurnya berbeda. Hingga akhirnya
ada tetangganya yang orang asing mau
membeli telur ayamnya.
“Setelah telur saya jual kepada mereka,
kemudian saya ditanya oleh mereka, mana
daging ayamnya,” ujarnya. Bob pun
kemudian menulis surat lagi kepada
temannya yang di Eropa untuk
mengirimkan ayam yang khusus untuk
diambil dagingnya, dipelihara dan dijual
khusus dagingnya saja.
“Jadi modal saya awal adalah secarik
kertas dan pena, saya hanya punya Impuls
(reflek) ketika melihat perbedaan telur
tersebut. Saya tidak punya mimpi, karena
saya tidak sedang tertidur. Lakukan dengan
mata terbuka, jadi tidak ada mimpi untuk
saya. Saya juga tidak pernah ditanya oleh
orangtua saya tentang cita-cita waktu saya
kecil,” katanya menjelaskan kepada penanya
tentang mimpi menjadi pengusaha sukses
dan cita-citanya waktu kecil. IR/RW
Om Bob dengan gaya
khasnya yang santai
bersama Ketua Jakarta
Entrepreneur Club
(Jakec) KRHT
Tedjodiningrat Broto
Asmoro, SE, MM.
[FOTO-FOTO: IRWAN]
Download Buku Gratis Www.DuniaPustaka.com

0 komentar: